Alasan Orang Tua Enggan Mendorong Anaknya Berwirausaha
Saat ini wirausahawan khususnya pengusaha muda semakin meningkatkan seiring dengan perkembangan teknologi. Tentu hal ini membawa angin segar dalam dunia bisnis dan membuka lapangan pekerjaan baru di tengah sulitnya mencari pekerjaan. Tren positif ini juga berdampak positif bagi perekonomian dan membuka peluang bagi generasi muda untuk berkarya dan mencapai kesuksesan finansial melalui jalur wirausaha.
Namun, di balik tren positif ini, masih banyak orang tua yang enggan mendorong anak-anak mereka untuk terjun ke dunia wirausaha. Alasan di balik keraguan orang tua ini beragam, mulai dari kekhawatiran akan stabilitas keuangan hingga stigma negatif yang melekat pada dunia wirausaha.
Inilah yang ingin saya bahas di artikel ini dan berharap bisa membuka wawasan kepada para orang tua untuk bisa menjadikan wirausaha sebagai salah satu jalan masa depan untuk anak-anaknya selain menjadi karyawan atau pegawai di perusahaan.
Karena menurut saya, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa wirausaha bukan hanya tentang kerja keras dan risiko, tetapi juga tentang kreativitas, inovasi, dan peluang untuk membangun sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan dukungan dan bimbingan yang tepat dari orang tua, anak-anak dapat mencapai kesuksesan dan membangun masa depannya melalui dunia wirausaha.
Berikut ini beberapa faktor alasan yang menurut kami menjadi penyebab mengapa banyak orang tua yang enggan mendorong anaknya berwirausaha.
1. Ketidakpastian Keuangan
Salah satu kekhawatiran terbesar orang tua adalah ketidakpastian keuangan yang sering dikaitkan dengan wirausaha. Berbeda dengan pekerjaan kantoran yang menawarkan gaji tetap dan tunjangan setiap bulannya, penghasilan wirausahawan bisa berfluktuasi tidak menentu dan bahkan bisa merugi di setiap waktu.
Hal ini bisa menimbulkan kecemasan bagi orang tua yang ingin memastikan anak-anak mereka memiliki kehidupan yang stabil dan terjamin secara finansial. Apalagi biasanya orang tua ingin anaknya ingin hidup lebih baik dari orang tuanya. Kecemasan inilah yang akhirnya menjadikan orang tua mikir-mikir menyuruh anaknya untuk jadi wirausahawan.
Apalagi kalau orang tua melihat data ini, yakni menurut informasi dari Bank Indonesia pada tahun 2023, sekitar 70% usaha mikro dan kecil (UMKM) di Indonesia gulung tikar dalam kurun waktu 5 tahun pertama. Data ini menunjukkan tingginya risiko kegagalan dalam dunia wirausaha. Akhirnya akan semakin memperkuat kekhawatiran orang tua.
2. Stigma Negatif Wirausaha
Dunia wirausaha masih diselimuti stigma negatif di mata sebagian masyarakat, termasuk orang tua. Wirausahawan sering diidentikkan dengan kerja keras tanpa henti, jam kerja panjang, dan stres yang tinggi. Stigma ini dapat membuat orang tua khawatir akan kesehatan fisik dan mental anak-anak mereka jika mereka memilih jalur wirausaha.
Selain itu, wirausahawan juga sering dipandang sebagai individu yang kurang terjamin masa depannya. Hal ini karena tidak ada jaminan pensiun seperti yang umumnya ditawarkan oleh pekerjaan kantoran atau ASN.
3. Kurangnya Dukungan dan Edukasi
Kurangnya dukungan dan edukasi seputar wirausaha juga menjadi faktor yang membuat orang tua enggan mendorong anak-anak mereka untuk terjun ke dunia ini. Banyak orang tua yang tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam berwirausaha, sehingga mereka tidak mampu memberikan bimbingan dan arahan yang tepat kepada anak-anak mereka.
Di sisi lain, edukasi tentang wirausaha di sekolah dan institusi pendidikan formal masih minim. Sekarang ini, dunia pendidikan mayoritas masih berfokus bagaimana agar siswa dapat lulus menjadi karyawan yang handal, orientasinya bukan menjadi pengusaha muda.
Akhirnya membuat anak-anak kurang mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang dunia wirausaha, termasuk peluang dan risikonya.
4. Tidak Ada Role Model di Keluarga
Faktor lainnya adalah tidak adanya role model atau contoh dari keluarga besar yang menjadi pengusaha sukses. Jadi dari generasi sebelumnya tidak ada yang menjadi pengusaha, sehingga budaya itulah yang dipertahankan dan enggan keluar dari tradisi yang sudah ada.
Apalagi jika di keluarga ada yang jadi pegawai dan sukses, pasti itu yang akan dijadikan rujukan.
5. Wirausaha Butuh Modal Besar
Banyak orang tua yang mengira kalau mau jadi wirausaha butuh modal yang besar dan orang tua tidak bisa bantu memberikan modal tersebut. Padahal menjadi wirausaha tidak harus mengeluarkan modal besar. Dan modal usaha itu tidak melulu soal uang. Apalagi di zaman digital sekarang ini berwirausaha menjadi lebih mudah dan minim modal.
Doktrin inilah yang akhirnya membuat keinginan menjadi pengusaha menjadi pupus. Anak pun akhirnya juga punya pemikiran yang sama, akhirnya ketika anak ingin memulai usaha menjadi takut karena tidak punya modal besar.
Pentingnya Memahami Potensi dan Minat Anak
Meskipun terdapat berbagai kekhawatiran, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa wirausaha juga menawarkan banyak peluang dan manfaat. Wirausahawan memiliki kesempatan untuk membangun bisnis mereka sendiri, menjadi bos bagi diri mereka sendiri, dan menghasilkan pendapatan yang tidak terbatas.
Di sisi lain menjadi wirausaha akan membuka peluang pekerjaan baru, sehingga membantu orang lain yang saat ini banyak yang kesulitan menjadi pekerjaan.
Jadi, alangkah baiknya sebelum melarang anak untuk menjadi wirausaha, orang tua perlu terlebih dahulu memahami potensi dan minat anak. Jika anak menunjukkan bakat dan semangat untuk berwirausaha, orang tua harus memberikan dukungan dan bimbingan yang mereka butuhkan.
Karena menjadi wirausaha itu modal yang utama sebenarnya adalah mental dan keberanian. Karena risikonya adalah rugi. Dan menjadi wirausahawan harus berani gagal kemudian bangkit lagi. Di sinilah sebenarnya peran orang tua untuk memberikan dukungan kepada anak agar mereka tidak mudah patah meskipun suatu saat gagal.
Orang tua juga perlu mengubah pola pikir mereka tentang wirausaha. Wirausaha bukan hanya tentang kerja keras dan risiko, tetapi juga tentang kreativitas, inovasi, keberanian, dan peluang untuk membangun sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri serta orang lain.
Apalagi saat ini negara ini masih butuh banyak wirausahawan. Kita tahu bahwa setiap tahunnya banyak lulusan sekolah maupun perguruan tinggi, dan tidak sedikit yang masih sulit mencari kerja. Sebenarnya di sinilah peluang menjadi wirausaha itu, memanfaatkan kondisi yang ada untuk bisa mengambil peran untuk membantu sesama.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini, menjadi wisausaha akan semakin mudah. Wirausaha tidak hanya memiliki modal yang besar, membuat kantor atau sewa ruko yang mahal, cukup manfaatkan internet, semua bisa menjadi wirausaha.
Mendukung Anak Menjadi Wirausaha yang Sukses
Kini saatnya orang tua mengubah mindset, mari dukung dan dorong anak-anak kita untuk menjadi wirausahwan. Memulai usaha meskipun skala kecil, tidak perlu gengsi, apalagi malu.
Jika orang tua ingin mendukung anak mereka menjadi wirausaha yang sukses, ada beberapa hal yang dapat mereka lakukan:
- Memberikan edukasi dan bimbingan. Orang tua dapat membantu anak-anak mereka memahami dunia wirausaha dengan memberikan edukasi dan bimbingan yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti seminar, workshop, atau membaca buku tentang wirausaha.
- Menanamkan jiwa wirausaha sejak dini. Penting untuk menanamkan jiwa wirausaha pada anak sejak dini dengan mendorong mereka untuk menjadi kreatif, inovatif, dan mandiri. Jiwa entrepreneurship harus dimiliki sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan mereka kesempatan untuk memulai usaha kecil-kecilan, seperti menjual makanan ringan atau membuat kerajinan tangan.
- Memberikan dukungan finansial. Bagi orang tua yang berkecukupan, bisa memberikan dukungan ke anak dalam bentuk finansial atau modal untuk membantu mereka memulai usaha. Atau bisa memberikannya dalam bentuk pinjaman modal atau mungkin modal usaha (investasi) yang nantinya orang tua punya bagian ‘saham’ di usaha anak. Cara ini justru akan membuat anak semakin bersemangat.
- Menjadi mentor dan motivator. Meskipun orang tua tidak punya latar belakang sebagai pengusaha, tak ada salahnya untuk menjadi mentor dan motivator bagi anak-anak mereka dengan berbagi pengalaman dan memberikan dukungan moral. Pengalaman sebagai seorang pegawai bisa diberikan agar anak juga memiliki wawasan dari sudut pandang pegawai. Karena pada akhirnya menjadi wirausahawan juga akan memiliki pegawai. Sehingga nantinya bisa melakukan apa yang harus dilakukan ke pegawainya.
Menjadi wirausaha memang bukan jalan yang mudah, tetapi dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan yang tepat, anak-anak dapat mencapai kesuksesan dan membangun masa depan yang gemilang. Jangan takut mendorong anak untuk menjadi pengusaha.